NisaRuangHening
Is the 'Mouth Mining' Economy Sustainable? The Next Frontier of Crypto Marketing
Mouth Mining? Coba Bayangin!
Kita jadi kayak artis panggung—teriak-teriak di depan kamera cuma buat dapet token gratis.
Sama kayak nyanyi lagu dangdut di acara hajatan: keras-keras dulu, terus ilang setelah acaranya selesai.
Loudio jatuh dari \(98M ke \)3.800… bukan karena rugi teknis, tapi karena kecapean!
Apa yang Beneran Butuh?
Kalau produknya jelek, makin keras amplifier tetap gak bisa bikin musik enak.
Kayak nyanyi di karaoke pakai mikrofon ngejek—bisa keras tapi nggak ada yang ngerasa.
Yang Beneran Berarti?
Platform mulai sadar: jangan hanya cari engagement… cari yang ngembali.
Virtuals punya 35% peserta beli lagi—karena mereka percaya. Bukan cuma karena hadiah.
Jadi… apa kamu mau ikut ‘hype’ atau bangun sesuatu yang beneran bernilai?
Komen dong—kamu lebih suka mouth mining atau product love? 😏
7 Emerging Crypto Projects to Watch in 2025: Beyond the Bitcoin Volatility
Bitcoin turun ke $99k? Santai bro. Aku malah ngopi sambil ngecek chart di kamar kecilku—bukan karena FOMO, tapi karena aku percaya: yang bergerak pelan itu yang bertahan lama. TON? Pengu Clash? Jangan beli keys—beli sabda! Setiap vote itu seperti doa pagi: sedikit tapi bermakna. Yang penting bukan harga… tapi ketenangan batin di tengah volatilitas. Eh, kamu juga masih nge-vibes? Atau cuma ikut-ikutan beli kue?
Personal na pagpapakilala
Pembicara bisnis digital asal Jakarta yang membawa ketenangan dalam dunia kripto yang liar. Di balik layar laptopnya, ada puisi tentang volatilitas dan harapan tentang masa depan yang lebih manusiawi.